;

Rabu, 12 Januari 2011

Review Film The Cape

“There are 37 illusions that use the cape. You will master them all.”

Itu adalah ucapan Max Malini, pemimpin sebuah geng sirkus yang menyelamatkan Vince Faraday, tokoh utama serial TV gres buatan Amerika The Cape, yang baru diputar di jaringan NBC. Vince Faraday, diperankan oleh David Lyons, adalah seorang polisi jujur di sebuah kota besar Palm City di Amerika. Polisi jujur di Palm City adalah sesuatu yang langka, dan situasi ini semakin buruk ketika Kepala Polisi yang baru terbunuh saat hari pelantikannya.

Kejahatan pembunuhan ini dilakukan oleh super villain bernama Chess, yang menggunakan topeng dan lensa kontak yang berbentuk buah catur, diperankan oleh James Frain. Chess ini adalah alter ego dari Peter Fleming, CEO dari ARK Industries, dan mempunyai tujuan utama untuk menguasai keseluruhan lembaga penegakan hukum di Palm City.

Setelah berhasil membunuh Kepala Polisi, Fleming bisa dengan mudah menawarkan jasa penegakan hukum swasta dengan ARK Security, dan jadilah Palm City kota besar pertama di Amerika yang menggunakan jasa polisi swasta. Ide polisi swasta ini bukanlah hal baru, hal pertama yang teringat adalah film RoboCop, dengan Omni Consumer Products, OCP, sebagai perusahaan swasta yang menyediakan layanan polisi swasta di kota Detroit.

Orwell, seorang blogger misterius memperingatkan Vince Faraday tentang kecurigaannya terhadap ARK. Vince yang akhirnya ikut bekerja untuk ARK menyelidiki hal ini, dan tertangkap. Chess menggunakan kesempatan ini untuk menjebak Vince, memasang bukti palsu sehingga terlihat Vince adalah Chess. Setelah dikira tewas dalam sebuah ledakan, Vince tidak bisa kembali ke keluarganya untuk melindungi mereka dari ancaman Chess, dan akhirnya memilih alter ego The Cape untuk menghalangi niat jahat Chess, sekaligus untuk bisa merebut kembali kehidupannya.

Dari segi cerita, dua episode awal The Cape ini terasa kurang menggigit. Untuk menjelaskan latar belakang tokoh utamanya, banyak digunakan flashback, yang kalau cuma 1 atau 2 kali masih OK, tapi ketika terlalu sering menjadi terasa mengganggu. Untungnya hal ini diimbangi dengan surealisme dari kelompok sirkus pimpinan Max Malini (diperankan oleh Keith David). Misalnya ketika tukang pukul cebol sirkus bernama Rollo, diperankan oleh Martin Klebba, mengalahkan dengan mudah Scales, tokoh jahat yang besar dan kuat yang diperankan oleh Vinnie Jones.

Vince mempelajari cara menggunakan jubah yang dibuat dari jaring laba-laba, yang membuat jubah tersebut sangat lentur namun sangat kuat. Berbeda dengan kebanyakan superhero yang menggunakan jubah hanya sekedar seragam, Vince menggunakan jubah sebagai senjata utamanya: menarik barang atau orang dari jauh, memanfaatkannya menjadi parasut, memukul, melindungi, dan juga menghilang. Trik penggunaan jubah ini merupakan salah satu faktor menarik dari serial TV ini.

Sang blogger misterius, Orwell, diperankan oleh Summer Glau. Seingat saya semua serial TV yang mengikut-sertakan Summer Glau sebagai salah satu pemeran tetapnya mengalami nasib tidak diteruskan (Firefly, Terminator: The Sarah Connor Chronicles), jadi ada sedikit kekhawatiran serial ini mengalami nasib yang sama. Orwell melawan kejahatan dengan membuat blog menampilkan berbagai bukti kejahatan di Palm City, dan dia digambarkan mempunyai kekayaan ibarat Batman, menggunakan mobil sport eksotis dan teknologi tinggi untuk mengumpulkan bukti dan membongkar kejahatan.

Jika The Cape bisa menemukan komposisi cerita yang tepat untuk menarik pemirsanya, bisa jadi serial TV ini akan bertahan dan diteruskan. Untuk sementara, serial TV ini menarik bagi penggemar cerita komik superhero, dengan menyajikan kumpulan penjahat super villain yang harus dibasmi oleh The Cape.

Artikel Menarik Lainnya: