Islam saat ini menjadi agama yang paling pesat pertumbuhannya di
Amerika Serikat. CAIR atau Dewan Hubungan Islam-Amerika, organisasi
Islam paling besar menyebutkan jumlah penduduk Muslim di Amerika
diperkirakan sekitar tujuh juta orang.
Departemen Pertahanan
Amerika memperkirakan, sekitar 0,3 persen di antaranya menjadi anggota
aktif militer Amerika. Keharusan menjaga kesehatan yang prima membuat
anggota militer memiliki jadwal aktivitas fisik.
Seorang
anggota militer Amerika, Muhammad Eko Sukarno, mengemukakan latihan
fisik yang biasa dijalaninya sewaktu menjadi anggota Marinir Amerika.
“Di
Marinir, kita ada latihan fisik tiga kali seminggu. Senin, Rabu, Jumat.
Kalau yang hari Jumat itu, batalion, seluruhnya lari bareng, sekitar
3-5 mil. Setiap enam bulan sekali ada physical test, jadi kalau tidak latihan, rugi sendiri, nanti tidak lulus,” jelas Eko.
Karena
itulah, biasanya anggota militer tidak menghadapi masalah saat
menjalani puasa Ramadhan. Mereka melanjutkan latihan fisik mereka
seperti biasanya. Eko, yang kini menjadi anggota California Air National
Guard, memiliki kiat mempersiapkan fisiknya menghadapi Ramadhan.
Sebulan sebelum Ramadhan, ia sudah mulai berpuasa Senin-Kamis sambil ikut menjalani latihan fisik bersama para anggota lain. Meski
demikian, pada musim panas, terutama sewaktu suhu panas menyengat,
anggota Muslim bisa meminta dispensasi dari atasannya agar dapat
mengurangi sedikit kegiatan fisiknya atau membatasi waktu kegiatan di
luar ruangan.
“Kebanyakan yang mengerti Islam, biasanya
mengadakan latihan fisiknya sore-sore, biasanya kan lari pagi. Kalau
kita minta dispensasi untuk lari sore, biasanya dikasih, sebelum buka,”
ungkap Eko.
Eko mengakui bahwa belum banyak anggota militer
non-Muslim yang mengetahui soal puasa. Tetapi, mereka yang sudah
mengetahui akan menghargai anggota Muslim yang menjalankan ibadah
Ramadhan, antara lain dengan tidak makan di depan anggota yang berpuasa.
Secara umum, pengetahuan mengenai agama Islam dan ibadah yang dikerjakan umatnya belum terlalu banyak diketahui. Meski
Departemen Pertahanan pernah mengeluarkan angka resmi mengenai Muslim
yang berdinas militer aktif, banyak kalangan memperkirakan jumlahnya
jauh lebih banyak, hingga tiga kali lipat dari jumlah tersebut. Ini
ditengarai antara lain karena masih ada anggota yang belum bersikap
terbuka mengenai agama yang dianutnya.
“Tergantung individunya.
Terbuka atau tidak. Kalau saya kan terbuka sekali pada mereka, jadi saya
tidak pernah menutupi kalau saya Islam. Misalnya waktu sholat, saya
pergi dan bilang akan sholat dulu. Jadi mereka tahu kegiatan saya
sehari-hari. Nanti mau dekat-dekat puasa saya bilang saya mau puasa
bulan ini. Jadi mereka tahu,” kata Eko.
Seperti umat Islam
lainnya, anggota militer yang berpuasa juga meningkatkan ibadah semasa
Ramadhan. Waktu rehat makan siang selama satu jam misalnya, dimanfaatkan
untuk sholat, dilanjutkan dengan mengaji dan berdzikir. Pada akhir
Ramadhan, mereka akan bersama-sama merayakannya dengan sholat Idul Fitri
dan silaturahmi, baik dengan sesama anggota militer maupun masyarakat
setempat di manapun mereka ditugaskan.
sumber : voanews