Sistem baru yang diterapkan Garuda Indonesia tidak berjalan seperti yang
direncanakan. Puncak kekacauan terjadi pada Minggu 21 November. Sistem
baru diperkirakan baru sempurna pada Kamis mendatang.
Berikut ini kronologi kekisruhan sistem itu berdasar penjelasan dari EVP Corporate Strategy and IT Sevices PT Garuda Indonesia Elisa Lumbantoruan kepada para wartawan, Selasa (23/11/2010) seperti yang kami kutip dari detiknews.com.
18 November
Sistem baru mulai mengambil alih sistem lama. Sistem lama adalah 3 sistem yang saling berdiri sendiri terdiri dari sistem yang memonitor pergerakan pesawat, sistem yang memonitor pergerakan para awak kabin, dan sistem yang memonitor jadwal penerbangan.
Sistem baru yang diberi nama Integrated Operational Control System (IOCS) menyatukan ketiga sistem itu. IOCS hari itu menjadi main system, sementara sistem lama menjadi back up. Semua berjalan normal dan tidak ada masalah.
19 November
Sistem masih berjalan normal hingga muncul masalah pada pukul 10.00 WIB. Saat itu, kedua sistem, baik sistem baru maupun sistem lama, tidak bisa diakses selama kurang lebih 4 jam mulai pukul 10.00 WIB - 13.00 WIB. Karena kondisi ini, data dan perubahan baru tidak bisa dicatat ke dalam sistem tersebut. Masalah mulai muncul namun belum terlalu mengganggu.
20 November
Masalah belum terlalu terasa karena jadwal penerbangan telah dikirim beberapa hari sebelumnya. Namun karena perubahan baru tidak bisa dicatat ke dalam sistem, akibatnya keberadaan kru, baik yang sedang off, stand by, maupun on duty tidak tercatat seluruhnya.
21 November
Garuda di puncak masalah, banyak sekali penerbangan yang tidak bisa berangkat karena jadwal kru yang amburadul. Persoalan makin ruwet karena di hari yang sama, Garuda mulai terbang lagi ke Yogyakarta. Saat itu, banyak penumpang yang diinapkan karena tidak bisa terbang. Ratusan penumpang marah-marah di sejumlah bandara.
22 November
Meski belum pulih, Garuda sudah mulai berbenah. Keberangkatan pesawat sudah berangsur-angsur normal. Garuda juga meminta maaf kepada seluruh penumpang. Garuda juga memberi opsi untuk penumpang yang ingin membatalkan penerbangan dengan refund.
23 November
Garuda meniadakan 7 penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke sejumlah tujuan. Penumpang diberi opsi untuk terbang dengan jadwal penerbangan lain atau menerima refund bila memilih batal terbang. Ini dilakukan menyusul transisi dari dari sistem lama ke sistem baru. Garuda juga menemukan kabel data yang terkelupas sehingga butuh recovery. Penerbangan Garuda diperkirakan berjalan normal pada Kamis 25 November.
Berikut ini kronologi kekisruhan sistem itu berdasar penjelasan dari EVP Corporate Strategy and IT Sevices PT Garuda Indonesia Elisa Lumbantoruan kepada para wartawan, Selasa (23/11/2010) seperti yang kami kutip dari detiknews.com.
18 November
Sistem baru mulai mengambil alih sistem lama. Sistem lama adalah 3 sistem yang saling berdiri sendiri terdiri dari sistem yang memonitor pergerakan pesawat, sistem yang memonitor pergerakan para awak kabin, dan sistem yang memonitor jadwal penerbangan.
Sistem baru yang diberi nama Integrated Operational Control System (IOCS) menyatukan ketiga sistem itu. IOCS hari itu menjadi main system, sementara sistem lama menjadi back up. Semua berjalan normal dan tidak ada masalah.
19 November
Sistem masih berjalan normal hingga muncul masalah pada pukul 10.00 WIB. Saat itu, kedua sistem, baik sistem baru maupun sistem lama, tidak bisa diakses selama kurang lebih 4 jam mulai pukul 10.00 WIB - 13.00 WIB. Karena kondisi ini, data dan perubahan baru tidak bisa dicatat ke dalam sistem tersebut. Masalah mulai muncul namun belum terlalu mengganggu.
20 November
Masalah belum terlalu terasa karena jadwal penerbangan telah dikirim beberapa hari sebelumnya. Namun karena perubahan baru tidak bisa dicatat ke dalam sistem, akibatnya keberadaan kru, baik yang sedang off, stand by, maupun on duty tidak tercatat seluruhnya.
21 November
Garuda di puncak masalah, banyak sekali penerbangan yang tidak bisa berangkat karena jadwal kru yang amburadul. Persoalan makin ruwet karena di hari yang sama, Garuda mulai terbang lagi ke Yogyakarta. Saat itu, banyak penumpang yang diinapkan karena tidak bisa terbang. Ratusan penumpang marah-marah di sejumlah bandara.
22 November
Meski belum pulih, Garuda sudah mulai berbenah. Keberangkatan pesawat sudah berangsur-angsur normal. Garuda juga meminta maaf kepada seluruh penumpang. Garuda juga memberi opsi untuk penumpang yang ingin membatalkan penerbangan dengan refund.
23 November
Garuda meniadakan 7 penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke sejumlah tujuan. Penumpang diberi opsi untuk terbang dengan jadwal penerbangan lain atau menerima refund bila memilih batal terbang. Ini dilakukan menyusul transisi dari dari sistem lama ke sistem baru. Garuda juga menemukan kabel data yang terkelupas sehingga butuh recovery. Penerbangan Garuda diperkirakan berjalan normal pada Kamis 25 November.