;

Senin, 11 Oktober 2010

Tragedi Di Anfield

Terpuruk di zona degradasi, kekisruhan di tingkat manajemen dan terancam pengurangan poin. Kondisi itulah yang kini tergambar dari klub sebesar Liverpool dan boleh dibilang Anfield sedang dalam tragedi.

Sebenarnya tragedi itu sudah dimulai musim lalu ketika secara mengejutkan klub kebanggaan kotak pelabuhan itu hanya mampu finis di posisi ketujuh. Pergantian pelatih dari Rafael Benitez ke Roy Hodgson pun belum membawa perubahan berarti.

Yang ada sekarang Steven Gerrard dkk malah harus menghuni zona degradasi setelah hanya mampu mengais enam poin dari tujuh laganya. Derita The Reds tak hanya sampai disitu saja sebab kekacauan pun terjadi di tingkat manajemen saat terjadi perselisihan antara duo pemilik asal Amerika Serikat, Tom Hicks dan George Gillet, dengan chairman Martin Broughton serta tentunya fans.

Pekan lalu calon investor baru dalam diri New England Sports Ventures (NEVS) yang dimiliki John Henry sudah sepakat untuk membeli Liverpool senilai 300 juta poundsterling sekaligus melunasi hutang klub sebesar 285 juta pound ke Royal Bank of Scotland (RBS).

Masalahnya adalah Hicks dan Gillet tak setuju dengan penawaran tersebut mengingat mereka tak akan mendapat keuntungan dari penjualan klub yang diakuisisi sejak 2007 itu. Padahal otoritas Premier League sudah menyetujui proses jual beli itu.

Jadilah Duo Yankees itu membawa kasus ini ke pengadilan setempat untuk mencegah terjadinya deal dengan NEVS. Jika melewati deadline pelunasan utang pada 15 Oktober besok, Liverpool belum jua menyelesaikan proses jual beli, maka mereka akan masuk ke administrasi liga dan mendapat hukuman pengurangan sembilan poin, yang mana 'Si Merah' akan terpuruk di posisi buncit dengan poin minus tiga.

Sebuah realita yang tentunya tak akan mau dijalani oleh tim bertabur sejarah dan prestasi seperti Liverpool. Maka chaos di intern Liverpool saat ini mengundang simpati dari presiden Arsenal Peter Hill-Wood yang sampai menyebut ini ada sebuah tragedi dalam dunia sepakbola.

"Apa yang terjadi di Liverpool adalah tragedi dalam sepakbola. Mereka selalu menjadi contoh bagaimana menjalankan sebuah klub," tutur Hill-Wood seperti dilansir Sportinglife.

"Mereka kini membawa diri mereka dalam kekacauan. Aku harap ini segera dapat teratasi karena aku sangat merespek Liverpool," sambungnya.

"Kami (Arsenal) tidak mempunyai pemilik yang membebani klub dengan utang 250 juta poundsterling. Cara kami menjalankan klub dan apa yang terjadi di Liverpool saat ini tak akan terjadi di Arsenal," pungkas Hill Wood.

Artikel Menarik Lainnya: