Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan awal pekan dengan terkoreksi tipis 6 poin akibat profit taking di saham-saham komoditas.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat tipis di posisi Rp 8.550 per dolar AS dibandingkan penutupan akhir pekan lalu di Rp 8.565 per dolar AS.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG tercatat naik tipis 1,865 poin (0,05%) ke level 3.834,243. Namun penguatan IHSG tidak bertahan lama karena dalam 5 menit pertama, IHSG sudah bercokol di teritori negatif.
Sebelum jatuh, IHSG masih bisa menyentuh level tertingginya di 3.836,866, dan tak lama setelah itu langsung ambruk ke zona merah.
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG turun tipis 2,723 poin (0,07%) ke level 3.829,655. Indeks bergerak serba tipis di tengah perdagangan yang tidak terlalu ramai.
Sepanjang perdagangan sesi II, pergerakan IHSG kebanyakan di zona merah. Profit taking terjadi di saham-saham komoditas yang memang sudah menguat cukup tinggi pada perdagangan sebelumnya.
Mengakhiri perdagangan, Senin (30/5/2011), IHSG ditutup melemah tipis 6,241 poin (0,17%) ke level 3.826,137. Sementara Indeks LQ 45 ditutup turun tipis 0,612 poin (0,09%) ke level 680,683.
Sebelum penutupan, indeks sempat jatuh ke posisi terendahnya di 3.813,662. Namun perburuan atas saham-saham bank menahan laju penguatan indeks menjadi tidak terlalu dalam.
Suasana perdagangan di lantai bursa tidak terlalu ramai, terlihat dari pergerakan IHSG yang serba tipis. Namun demikian, volume transaksi naik tinggi akibat adanya transaksi pelepasan saham Harum Energy (HRUM) oleh Kiki Barki yang difasilitasi Deutche (DB) dan Macquarie (RX) senilai Rp 2,4 triliun.
Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 80.780 kali pada volume 5,186 miliar lembar saham senilai Rp 6,967 triliun. Sebanyak 90 saham naik, 142 saham turun, dan 102 saham stagnan.
Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) tipis senilai Rp 9,812 miliar di pasar negosiasi dan pasar reguler.
Bursa-bursa di regional bergerak mixed hingga sore hari ini dengan pergerakan yang serba tipis. Bursa China melemah untuk hari kedelapannya secara berturut-turut.
Koreksi ini merupakan yang terpanjang sejak Desember 2008. Melemahnya bursa China dipicu oleh kekhawatiran terhadap naiknya suku bunga, pajak properti serta defisit energi yang akan memangkas kapasitas produksi.
Berikut situasi di bursa-bursa Asia hingga sore ini:
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat tipis di posisi Rp 8.550 per dolar AS dibandingkan penutupan akhir pekan lalu di Rp 8.565 per dolar AS.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG tercatat naik tipis 1,865 poin (0,05%) ke level 3.834,243. Namun penguatan IHSG tidak bertahan lama karena dalam 5 menit pertama, IHSG sudah bercokol di teritori negatif.
Sebelum jatuh, IHSG masih bisa menyentuh level tertingginya di 3.836,866, dan tak lama setelah itu langsung ambruk ke zona merah.
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG turun tipis 2,723 poin (0,07%) ke level 3.829,655. Indeks bergerak serba tipis di tengah perdagangan yang tidak terlalu ramai.
Sepanjang perdagangan sesi II, pergerakan IHSG kebanyakan di zona merah. Profit taking terjadi di saham-saham komoditas yang memang sudah menguat cukup tinggi pada perdagangan sebelumnya.
Mengakhiri perdagangan, Senin (30/5/2011), IHSG ditutup melemah tipis 6,241 poin (0,17%) ke level 3.826,137. Sementara Indeks LQ 45 ditutup turun tipis 0,612 poin (0,09%) ke level 680,683.
Sebelum penutupan, indeks sempat jatuh ke posisi terendahnya di 3.813,662. Namun perburuan atas saham-saham bank menahan laju penguatan indeks menjadi tidak terlalu dalam.
Suasana perdagangan di lantai bursa tidak terlalu ramai, terlihat dari pergerakan IHSG yang serba tipis. Namun demikian, volume transaksi naik tinggi akibat adanya transaksi pelepasan saham Harum Energy (HRUM) oleh Kiki Barki yang difasilitasi Deutche (DB) dan Macquarie (RX) senilai Rp 2,4 triliun.
Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 80.780 kali pada volume 5,186 miliar lembar saham senilai Rp 6,967 triliun. Sebanyak 90 saham naik, 142 saham turun, dan 102 saham stagnan.
Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) tipis senilai Rp 9,812 miliar di pasar negosiasi dan pasar reguler.
Bursa-bursa di regional bergerak mixed hingga sore hari ini dengan pergerakan yang serba tipis. Bursa China melemah untuk hari kedelapannya secara berturut-turut.
Koreksi ini merupakan yang terpanjang sejak Desember 2008. Melemahnya bursa China dipicu oleh kekhawatiran terhadap naiknya suku bunga, pajak properti serta defisit energi yang akan memangkas kapasitas produksi.
Berikut situasi di bursa-bursa Asia hingga sore ini:
- Indeks Komposit Shanghai turun tipis 3,83 poin (0,14%) ke level 2.706,12.
- Indeks Hang Seng menguat tipis 66,25 poin (0,29%) ke level 23.184,32.
- Indeks Nikkei 225 melemah tipis 16,97 poin (0,18%) ke level 9.504,97.
- Indeks Straits Times naik tipis 7,98 poin (0,25%) ke level 3.143,50.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers
diantaranya Dian Swastatika (DSSA) naik Rp 800 ke Rp 17.150, Petrosea
(PTRO) naik Rp 500 ke Rp 41.500, United Tractor (UNTR) naik Rp 350 ke Rp
22.900, dan BFI Finance (BFIN) naik Rp 300 ke Rp 4.700.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 9.500 ke Rp 116.500, Mandom (TCID) turun Rp 500 ke Rp 8.000, Goodyear (GDYR) turun Rp 400 ke Rp 12.100, dan Multi Prima (LPIN) turun Rp 375 ke Rp 3.225.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 9.500 ke Rp 116.500, Mandom (TCID) turun Rp 500 ke Rp 8.000, Goodyear (GDYR) turun Rp 400 ke Rp 12.100, dan Multi Prima (LPIN) turun Rp 375 ke Rp 3.225.