Derasnya aliran modal membuat cadangan devisa terus naik, hingga
mencapai US$116,5 miliar per 20 Mei 2011. Jika dibandingkan posisi 29
April 2011, sebesar US$113,8 miliar maka cadangan devisa naik US$2,7
miliar (Rp23,09 triliun) dalam tiga minggu.
"Cadangan devisa per 20 Mei itu US$116,5 miliar" ujar Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution di BI, Jumat, 27 Mei 2011. Darmin menjelaskan pelemahan rupiah yang terjadi akhir-akhir ini belum mengkhawatirkan. Hal itu dikarenakan adanya masalah di Eropa memberikan dampak secara regional."Jangan terlalu terpengaruh dengan kejadian satu dua hari. Tendensinya masih sama, tekanan rupiah masih menguat walau tidak signifikan" ujarnya.
Sementara terkait inflasi, Darmin memprediksi bulan Mei terjadi deflasi. Namun angkanya sangat kecil, di bawah 0,1 persen. Faktor penyebabnya adalah harga bahan makanan cenderung turun, meski ada beberapa yang naik. Tekanan inflasi tahun ini masih tergolong administered price,"Di luar administered price tidak terlalu berat tekanan" ujarnya.
"Cadangan devisa per 20 Mei itu US$116,5 miliar" ujar Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution di BI, Jumat, 27 Mei 2011. Darmin menjelaskan pelemahan rupiah yang terjadi akhir-akhir ini belum mengkhawatirkan. Hal itu dikarenakan adanya masalah di Eropa memberikan dampak secara regional."Jangan terlalu terpengaruh dengan kejadian satu dua hari. Tendensinya masih sama, tekanan rupiah masih menguat walau tidak signifikan" ujarnya.
Sementara terkait inflasi, Darmin memprediksi bulan Mei terjadi deflasi. Namun angkanya sangat kecil, di bawah 0,1 persen. Faktor penyebabnya adalah harga bahan makanan cenderung turun, meski ada beberapa yang naik. Tekanan inflasi tahun ini masih tergolong administered price,"Di luar administered price tidak terlalu berat tekanan" ujarnya.