Effendi Nasir (30), warga Kelurahan Karuwisi, Kecamatan Panakukang,
Makassar, meninggal dunia. Namun anehnya, jenazah pria itu mengeluarkan
air mata dan keringat. Warga menjadi geger.
"Mayatnya mengeluarkan air mata dan keringat. Wajahnya tidak pucat. Tetapi nadinya sudah tidak ada. Kita berharap dia masih bisa hidup kembali dan membawanya ke RS Ibnu Sina, Makassar," kata Yulia Wahid, tante Effendi, di rumah duka, Jalan Maccini Raya No. 148, Makassar, Sabtu, (2/10/2010).
Menurut Yulia, tim dokter di RS Ibnu Sina sudah melakukan kejut jantung dengan menggunakan alat DC Shock selama 15 menit. Tetapi, Effendi dipastikan tidak bisa tertolong lagi. Ia dikembalikan menuju rumah duka.
Yulia menceritakan, Effendi awalnya berencana berangkat ke Jakarta pagi tadi. Namun dalam perjalanan menuju bandara, Effendi mengalami sesak napas yang berkepanjangan hingga tidak sadarkan diri.
Ia sempat diantar adiknya menuju klinik TNI AU di sekitar Lanud Sultan Hasanuddin untuk menjalani perawatan. Effendi pun dibawa ke rumah sakit Dr Wahidin Sudirohusodo, di jalan Perintis Kemerdekaan karena minimnya peralatan medis di klinik tersebut.
"Dalam perjalanan ke rumah sakit Wahidin, sekitar pukul 07.00 Wita, keluarga sudah menyimpulkan Effendi sudah wafat, keluarga pun sudah berkumpul di rumah duka," ujar Yulia yang ditemui detikcom.
Peti jenazah dan kayu nisan yang sudah dipersiapkan sebelumnya akhirnya bakal terpakai kembali.
Dari pantauan detikcom, saat jasad Effendi diturunkan dari mobil, sontak tangis keluarga Effendi pecah. Jenazah Effendi akan dikebumikan di Taman Pemakaman Umum di Antang, Makassar.
Ratusan warga Maccini berduyun-duyun hendak menyaksikan jenazah Effendi. Jalan Maccini Raya terpaksa ditutup oleh pihak Polsek Panakukang.