;

Senin, 13 Juni 2011

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 13 Juni 2011

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya terpangkas 38 poin akibat kekhawatiran melambatnya perekonomian global sehingga investor mengamankan portofolionya.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 8.540 per dolar AS dibandingkan penutupan akhir pekan lalu di Rp 8.520 per dolar AS.

Mengawali perdagangan awal pekan pagi tadi, IHSG dibuka jatuh 13,660 poin (0,37%) ke level 3,773,98 seiring koreksi yang terjadi di seluruh bursa-bursa Asia. Indeks semakin jauh meninggalkan level 3.800.

Semakin lama, indeks jatuh semakin dalam karena tidak ada bantalan sentimen positif yang bisa menahan jatuhnya bursa. Posisi terendahnya yang diderita IHSG hari ini di level 3.728,402.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG jatuh 55,774 poin (1,48%) ke level 3.731,874. Investor mengamankan portofolio investasinya dengan melepas saham-saham unggulan sehingga banyak

Meski sudah berhasil menahan laju jatuhnya, IHSG belum mampu balik ke jalur hijau. Aksi beli jelang penutupan pun tak memberikan hasil yang signifikan.

Mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (13/6/2011), IHSG ditutup terpangkas 38,890 poin (1,02%) ke level 3.748,758. Sementara Indeks LQ 45 berkurang 6,861 poin (1,02%) ke level 663,205.

Saham-saham komoditas menjadi yang paling banyak terkena tekanan jual pada perdagangan hari ini. Aksi jual juga diderita oleh saham-saham lapis dua.

Kekhawatiran melambatnya ekonomi dunia menjadi sentimen yang sangat ditakuti investor. Meski tidak besar, dana asing kembali keluar dari bursa, transaksi asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 55,008 miliar di seluruh pasar.

Aksi beli di menit-menit terakhir perdagangan hanya mampu mengangkat indeks sektor infrastruktur menguat tipis. Sektor lainnya masih 'terbakar'.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 108.299 kali pada volume 5,815 miliar lembar saham senilai Rp 3,936 triliun. Sebanyak 37 saham naik, 211 saham turun, dan 75 saham stagnan.

Bursa Hong Kong menjadi satu-satunya bursa di Asia yang menguat didorong saham perbankan dan utilitis, sementara lainnya masih terpuruk di zona merah.

Bursa saham China ditutup melemah karena kekhawatiran akan berlanjutnya tekanan likuiditas dalam beberapa bulan ke depan setelah data menunjukkan pertumbuhan suplai uang negara melambat di Mei.

Berikut situasi di bursa-bursa regional sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 4,45 poin (0,16%) ke level 2.700,70.  
  • Indeks Hang Seng menguat 87,71 poin (0,39%) ke level 22.508,08.  
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 66,23 poin (0,70%) ke level 9.448,21.  
  • Indeks Straits Times turun 11,78 poin (0,38%) ke level 3.066,57.  
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Multi Bintang (MLBI) naik Rp 5.000 ke Rp 360.000, Japfa (JPFA) naik Rp 175 ke Rp 4.500, Axiata (EXCL) naik Rp 150 ke Rp 5.950, dan Colorpak (CLPI) naik Rp 140 ke Rp 1.390.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Taisho (SQBI) turun Rp 5.000 ke Rp 125.000, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.600 ke Rp 43.750, Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.050 ke Rp 56.400, dan HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 950 ke Rp 28.250.

Artikel Menarik Lainnya: