;

Jumat, 27 Mei 2011

IHSG 27 Mei 2011 Menguat 17 Poin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan akhir pekan dengan menguat 17 poin didorong aksi beli di saham-saham komoditas. Sentimen bursa regional juga membantu pergerakan IHSG.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di Rp 8.565 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 8.580 per dolar AS.

Membuka perdagangan akhir pekan, pagi tadi IHSG turun 20,379 poin (0,53%) ke level 3.794,437. Sentimen negatif dari data perekonomian AS sehingga membuat bursa-bursa di Asia berfluktuatif.

Setelah sempat terkena profit taking di awal perdagangan, dan jatuh sampai ke posisi terendah di 3.790,898, IHSG akhirnya berhasil balik arah dan naik tajam.

Perburuan saham-saham berbasis komoditas, terutama saham-saham perkebunan dan tambang melambungkan IHSG ke zona hijau dengan penguatan cukup tinggi.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG menguat tipis 8,024 poin (0,21%) ke level 3.822,840. Indeks berhasil balik arah ke zona hijau atas aksi beli selektif.

IHSG sempat mendaki ke puncak tertinggi di 3.835,456 pada perdagangan sesi II. Saham-saham berbasis agrikultur menjadi primadona perdagangan kali ini.

Menutup perdagangan akhir pekan, Jumat (27/5/2011), IHSG menguat 17,562 poin (0,46%) ke level 3.832,378. Sementara Indeks LQ 45 naik 2,418 poin (0,35%) ke level 681,295.

Hampir seluruh indeks sektoral di pasar modal berhasil menguat, kecuali sektor aneka industri yang masih terkena profit taking. Indeks agrilkultur melaju paling kencang hingga lebih dari 2%,

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 89.868 kali pada volume 3,545 miliar lembar saham senilai Rp 3,479 triliun. Sebanyak 128 saham naik, 96 saham turun, dan 104 saham stagnan.

Dana asing secara perlahan kembali masuk pasar modal dalam negeri. Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 329,801 miliar di seluruh pasar.

Bursa di Asia kembali bergerak mixed setelah siang tadi sempat seluruhnya menguat. Bursa China mencapai titik terendahnya dalam empat bulan setelah investor pesimis akibat lambatnya laju perekonomian negara tersebut.

Bursa Jepang pun mengalami hal yang serupa, yaitu terkoreksi cukup dalam. Selain mata uang yen yang menguat, pasar modal Jepang tertekan aksi jual saham Sony setelah mengumumkan kinerja triwulan I yang jauh di bawah target.

Berikut situasi di bursa-bursa regional sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 26,90 poin (0,98%) ke level 2.709,62.  
  • Indeks Hang Seng melesat 217,28 poin (0,95%) ke level 23.118,07.  
  • Indeks Nikkei 225 terkoreksi 40,11 poin (0,42%) ke level 9.521,94.
  • Indeks Straits Times menguat 23,87 poin (0,76%) ke level 3.147,57.  
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Dian Swastatika (DSSA) naik Rp 2.650 ke Rp 16.350, SMART (SMAR) naik Rp 750 ke Rp 7.950, Lionmesh (LMSH) naik Rp 700 ke Rp 5.600, dan Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 550 ke Rp 47.650.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multibreeder (MBAI) turun Rp 300 ke Rp 24.700, Chandra Asri (TPIA) turun Rp 125 ke Rp 4.125, Malindo (MAIN) turun Rp 100 ke Rp 5.750, dan Hexindo turun Rp 100 ke Rp 6.400.
 
Sumber : www.detikfinance.com

Artikel Menarik Lainnya: