;

Sabtu, 09 Oktober 2010

Bom Di Masjid Tewaskan Gubernur Kunduz Afghanistan

Sebuah ledakan bom menewaskan Gubernur Kunduz Afganistan Mohammad Omar, serta 19 jemaah salat di sebuah masjid yang terletak di Taluqan, Provinsi Takhar, Afganistan Utara, Jumat 8 Oktober waktu setempat.
Bom yang meledak di tengah  kerumunan orang yang tengah salat, juga menyebabkan sekitar 35 orang mengalami luka-luka. 

Seperti dikutip dari kantor berita AP, seorang saksi yang masih hidup yakin bahwa pelaku peledakan adalah seorang jemaah yang salat di sebelah kanan Gubernur Omar.


Kematian Omar, adalah pembunuhan terhadap tokoh pemerintahaan Afganistan tertinggi tahun ini, dan merupakan pembunuhan pertama terhadap gubernur, sejak 2008. 

Omar, yang lahir di provinsi Takhar, adalah seorang yang berasal dari etnis Pashtun, yang mayoritas adalah anggota Taliban. Omar pernah menjadi Komandan di wilayah Afganistan Utara di bawah Abdul Rasul Sayyaf, seorang pemimpin mujahidin di masa invasi Uni Soviet, yang didukung oleh AS. 

Sebelum menjadi gubernur di Kunduz pada 2004, Omar juga sempat menjadi Gubernur Provinsi Baghlan, wilayah yang juga terletak di utara. Omar juga sempat menjadi walikota wilayah Taluqan.

Sebelum pengeboman, setidaknya Omar telah lolos dari tiga kali percobaan pembunuhan. Pasalnya, seringkali Omar tak segan-segan meminta pemerintah agar mengirim pasukan ke arah utara untuk memerangi pasukan pemberontak mujahidin.

Peristiwa ini terjadi hanya terpaut dua hari setelah ia mengumumkan adanya peningkatan ancaman dari Taliban dan para pejuang dari luar Afganistan, di sebelah utara negara itu. "Bila kita tidak mengambil langkah untuk mengantisipasinya, Afganistan dan pasukan koalisi akan menghadapi bencana," kata Omar saat itu.

Satu setengah tahun yang lalu, kakak Omar, Noor Khan, yang mengepalai kepolisian di distrik Archi, Kunduz, juga dibunuh oleh pejuang mujahidin.

Ekskalasi pertempuran di wilayah Kunduz dan porvinsi-provinsi sekitarnya, memang semakin memanas sejak dua tahun belakangan. Wilayah ini dipercaya sebagai tempat persembunyian Taliban, Al-Qaida serta para pejuang dari berbagai faksi, termasuk jaringan Haqqani, Hizb-i-Islami dan pergerakan Islam Uzbekistan.

Artikel Menarik Lainnya: