Kondisi keamanan yang relatif membaik sejak lima tahun terakhir,
ternyata belum sepenuhnya kondusif. Penembakan misterius yang kerap
mewarnai konflik Aceh dulu, terjadi lagi dan menimpa warga Pidie Jaya,
Provinsi Aceh. Korban ditembak ketika sedang salat Subuh.
Mahmud bin Adih, demikian laki-laki berusia 70 tahun itu, dilaporkan tewas di atas sajadah salat, setelah sebutir peluru dilepaskan penembak misterius dari jarak dekat. Arah tembakan menunjukkan dari bawah rumah panggung miliknya, di Gampong Panton Raya, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya.
Mahmud bin Adih, demikian laki-laki berusia 70 tahun itu, dilaporkan tewas di atas sajadah salat, setelah sebutir peluru dilepaskan penembak misterius dari jarak dekat. Arah tembakan menunjukkan dari bawah rumah panggung miliknya, di Gampong Panton Raya, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya.
Tubuh laki-laki renta yang sedang khusuk salat itu
tampak tak kuasa menahan desingan peluru yang dilepaskan dari moncong
pistol kaliber 9 mm. Namun, sejauh ini belum diketahui persis motif
penembakan misterius yang menewaskan laki-laki tersebut.
Kepala Kepolisian Resort Pidie yang juga membawahi wilayah hukum Pidie Jaya, AKBP Dumadi SStMk, yang dihubungi Serambi Indonesia terkait
penembakan tersebut, mengatakan, korban ditembak satu kali pada lengan
kiri tembus ke bagian ketiak, menerobos bagian dada tembus ke jantung.
Akhirnya proyektil peluru keluar melewati bahu kanan korban.
Proyektil
timah panas itu belum ditemukan, karena memang tembus dan tak bersarang
di tubuh korban. Namun tim penyidik menemukan selongsong peluru. “Kami
mengamankan satu selongsong peluru yang betuliskan PIN 9 di TKP,” kata
Kapolres AKBP Dumadi.
Mintai keterangan
Di samping melakukan olah TKP,
tim penyidik dari Mapolres Pidie juga memintai keterangan dari sejumlah
tetangga korban. Para tetangga korban mengakui bahwa Kamis (7/10/2010)
subuh itu memang sempat mendengar suara lutusan senjata api di bawah
rumah korban.
"Istri korban bernama Maimunah (68), yang
mengetahui suaminya terkulai bersimbah darah di tempat salat, tak kuasa
menahan tangis dan memekik histeris,” katanya.
Menurut Kapolres,
maraknya aksi kriminal bersenjata yang terjadi di daerah itu selama ini,
diduga akibat masih beredarnya senjata api ilegal di tengah masyarakat.
“Karena itu, kami bertekad mengungkapkan kasus penembakan misterius ini
supaya suasana kondusif yang sudah dirasakan masyarakat selama ini bisa
terus terpelihara,” pungkasnya.
Sumber : www.kompas.com